Halaman

KISER Dermayon

WACANA & NURANI WONG INDRAMAYU

Kamis, 14 Juli 2011

Peradaban dari Desa


-dimuat di Kompas Jabar
Oleh SUPALI KASIM

Sebuah desa terlahir karena adanya peradaban.  Adanya pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, juga kemajuan kebudayaan. Konon cikal-bakal Kerajaan Cirebon berasal dari peradaban sebuah desa bernama Caruban, yang didirikan oleh Mbah Kuwu Sangkan alias Pengaren Cakrabuwana alias Pangeran Walangsungsang (keturunan Prabu Siliwangi, uwak Sunan Gunungjati) pada tahun 1471 ???.


Sebutan kuwu untuk kepala desa hingga kini tetap dipakai oleh desa-desa di tatar Cirebon-Indramayu dan kabupaten sekitarnya. Sangat mungkin kosakata kuwu berasal dari akuwu pada zaman Kerajaan Singasari (abad ke-10 ???). Meski demikian, di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Pasundan, justru lebih dikenal sebutan lurah. Hal yang menarik, di tatar Cirebon-Indramayu justru lurah adalah jabatan bagian keamanan dalam struktur pemerintahan desa atau bawahan kuwu.

Peradaban pertama tampaknya dimulai ketika kuwu dianggap sebagai orang yang linuwih (punya kelebihan) dalam segala hal, terutama ilmu kanuragan. Ia dipilih oleh masyarakatnya karena dianggap sebagai sosok pelindung, pengayom, dan penuntun, termasuk berani berebut air dari irigasi saat musim kemarau. Sebelum dekade 1970-an malah jabatan kuwu tidak mesti bisa baca-tulis, karena kemampuan tersebut belum dianggap standar pemimpin di desa.

Di tatar Cerbon-Dermayu sebelum dekade tersebut, peradaban desa selain ditunjang sosok Kuwu, juga berbagai unsur lainnya. Unsur-unsur itu antara lain masyarakat agraris dan nelayan yang relatif statis, masalah sosial-kemasyarakatan yang relatif tak bergejolak, upacara adat desa yang memiliki magnet kepercayaan dan kebudayaan. Masalah utama adalah kemiskinan kultural dan struktural.

Model desa seperti itu memang sudah melompat jauh dengan era kini, ketika industrialisasi masuk, ilmu penegtahaun adan teknolofgi, telecisi,k internet, Bagaimana kini




Kuwu/kades (lurah)
-          Kliwon/wkil kuwu
-          jurutulis/sekdes (carik)
-          lurah/keamanan
-          malang/
-          raksabumi/pertanian dan air (kemakmuran)
-          kebayan/humas
-          lebe/kerohanian ()
-          kaum/kerohanian (wkl lebe)
-          mayor (pemelihara irigasi) (bata 100 = 8 kg-10 kg gabah/Rp 30 rb, di luar pajak)
-          embrat
-          bekel (kasun)
-          back to village
-          industrialisasi
-          abdul ajib: “wayah bengi ayam jago kukuluruk, 
-          idt = iki duwit tigel/tiban

1 komentar:

statistik