Halaman

KISER Dermayon

WACANA & NURANI WONG INDRAMAYU

Minggu, 19 September 2010

Tarling dan Evolusinya OPINI

OPINI
Pangki
| 30 Juli 2010 | 13:13
126
0



Tarling adalah salah satu jenis musik yang populer di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Indramayu dan Cirebon. Nama tarling diidentikkan dengan nama instrumen itar (gitar) dan suling (seruling) serta istilah Yen wis mlatar gage eling (Andai banyak berdosa segera bertaubat). Menurut Supali Kasim (2003), dalam bukunya Tarling Migrasi Bunyi dari Gamelan Ke Gitar-Suling, mencatat asal tarling mulai muncul sekitar tahun 1931 di Desa Kepandean, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Saat itu, ada seorang komisaris Belanda yang meminta tolong kepada warga setempat yang bernama Mang Sakim, untuk memperbaiki gitar miliknya. Mang Sakim waktu itu dikenal sebagai ahli gamelan. Usai diperbaiki, sang komisaris Belanda itu ternyata tak jua mengambil kembali gitarnya. Kesempatan itu akhirnya dipergunakan Mang Sakim untuk mempelajari nada-nada gitar, dan membandingkannya dengan nada-nada pentatonis gamelan.

"Gurit Politik" Kesusastraan Cirebon-Dermayu

-dimuat di Kompas

Oleh Saptaguna

Bagaimana fenomena sosial politik direspons oleh kesusastraan Cirebon-Indramayu? Tentu saja sebagaimana "takdir" sastra-kapan pun periodenya-ia lahir sebagai pencerahan jiwa, penghalus etika, dan penanda estetika.

Cimanuk, Gugusan Sejarah yang Terputus

dimuat di Kompas

Oleh SUPALI KASIM
Kompas (11/11/09) memuat tulisan tentang pelabuhan Cimanuk yang ditulis Litbang Kompas. Meski disajikan secara sekilas, tulisan itu setidaknya memiliki beberapa makna: Mengingatkan betapa pentingnya peran pelabuhan Cimanuk sejak abad ke-16, bagaimana terjadinya nama-nama desa di sekitarnya, dan akulturasi yang terjadi antara pedagang Arab, India, dan Cina dengan masyarakat pribumi.
Pengelana Portugis, Tome Pires (1513) mencatatnya sebagai pelabuhan kedua terbesar setelah Sunda Kelapa, di antara empat pelabuhan lainnya yang dikuasai Kerajaan Sunda (abad ke-8 – ke-17). Peta Pulau Jawa dalam buku Da Asia, Decada IV (Barros, ed. Joao Baptista Lavanha: 1615) memaparkan sungai Cimanuk (Chiamo atau Chenano) memisahkan wilayah Sunda dengan Jawa.
Pada masa itu, badan Sungai Cimanuk cukup lebar sehingga dapat dilalui kapal dari lepas pantai hingga menuju pusat kota di Desa Dermayu. Lokasi pelabuhan diperkirakan terletak di Kecamatan Pasekan. Di wilayah ini terdapat tiga desa yang merujuk pada kegiatan pelabuhan. Desa Pabean berasal dari kata bea yang berarti pajak atau cukai. Desa Pagirikan berasal dari kata girik yang merujuk pada surat izin keluar masuk daerah pelabuhan. Desa Pasekan berasal dari pasek yang berarti penyimpanan barang bongkar muat kapal. Maraknya kegiatan pelabuhan meluas hingga Desa Paoman, Kecamatan Indramayu. Paoman berasal dari kata omah yang merupakan perumahan para pegawai Pabean.

Maestro Seni dan Regenerasi

dimuat di Kompas



Oleh Supali Kasim

Maestro-maestro seni di Tatar Cirebon-Indramayu memang pada akhirnya satu per satu pergi karena takdir kematian. Sebuah takdir dengan berbagai sebab: usia renta, penyakit, atau bahkan kecelakaan lalu lintas. Di sisi lain regenerasi seni menjadi bagian amat penting terhadap keberlangsungan seni tradisi karena ketiadaan sekolah menengah atau perguruan tinggi yang khusus mempelajari seni Cerbon-Dermayon.

Dari Bratayudha ke Hasta Brata

dimuat di Kompas, 30 Ags 2010

Oleh SUPALI KASIM

Seusai pemilu kepala daerah, bisa jadi Indramayu seperti disergap suasana batin ngungun dan nglangut meskipun di tengah euforia kemenangan. Ngungun karena kemenangan ataupun kekalahan berakhir dramatis. Sepi mencekam berbaur kepedihan karena beberapa kehilangan. Nglangut karena gambaran ke depan masih tak berujung pangkal, seperti sumur tanpa dasar. Akan tetapi, sesudah lakon wayang Bratayudha Jayabinangun tersebut, mungkin harus becermin pada Yudhistira. Secara kesatria dan rendah hati menganggap semua lawan adalah kawan. Kemenangan adalah milik bersama.

Ruwatan Murwakala Pilkada (Indramayu)

dimuat di Kompas, Selasa, 29 Juni 2010 | 14:21 WIB

Oleh SUPALI KASIM

Jika tradisi ruwatan murwakala ditafsirkan sebagai upaya meningkatkan derajat manusia, ada baiknya dalam pemilu kepala daerah dilakukan hal serupa. Ruwatan perlu jika selalu ada penyimpangan dalam proses pilkada. Ruwatan penting agar sang raksasa Betara Kala tidak rakus. Bisa jadi, jika dibiarkan, ia menjadi pemakan segala, dari besi beton, aspal jalan, dana bencana, hingga angka-angka APBD lain.

'In Memoriam' Mimi Rasinah

‘In Memoriam’ Mimi Rasinah
Oleh SUPALI KASIM

Foto pada halaman utama Kompas (Kamis, 5/8) berjudul Semangat Mimi Rasinah. Teksnya berbunyi ”Meski stroke dan harus terduduk, maestro tari topeng Indramayu, Mimi Rasinah (80), tetap penuh semangat menari bersama cucu dan penerusnya, Aerli Rasinah (26), di Bentara Budaya Jakarta pada Pentas Seni dan Pameran “Indramayu dari Dekat”, Rabu (4/8) malam. Mimi Rasinah, yang kini hanya mampu menggerakkan tubuh bagian kanannya, adalah satu-satunya empu tari topeng Indramayu yang masih hidup.”

statistik